Dalam rangka tour wisata, kapal pesiar National Geographic Orion, belabu di Pantai Tanjung Kelayang.
Saat merapat di pinggir pantai, para wisatawan disambut hangat oleh warga setempat yang antusias menyambut kedatangan hingga mengajak foto – foto.
Tidak hanya itu, rangkaian acara penyambutan dengan menampilkan seni budaya daerah pun menjadi hiburan bagi para wisatawan ini.
Mereka disambut layaknya dalam tradisi pernikahan Belitung yang lengkap dengan penampilan hadra, tarian selamat datang, berebut lawang dan lainnya.
“Kami tampilkan Dul Mulok yang terinspirasi dari Dul Mulok Kembiri, namun ceritanya dari kami yakni tentang adat istiadat pernikahan,” kata Kepala Desa Keciput Pratiwi Perucha.
Puluhan warga pun dilibatkan dalam menyukseskan acara ini. Mulai dari pelajar hingga orang-orang tua pun dilibatkan menyambut para wisatawan.
Tak ketinggalan, produk-produk UMKM dan kuliner lokal seperti laksa, ketupat, mie rebus Belitung, serabi, dan es bubur dawat pun ditawarkan.
Di awal Tahun 2023 juga sempat ada kapal pesiar yang berencana singgah, namun batal karena kondisi gelombang laut.
Beliau menjelaskan kekurangan Belitung, karena belum ada dermaga sehingga kapal besar bisa langsung bersandar di sekitar Tanjung Kelayang. Makanya agar bisa merapat, dari kapal pesiar, para turis pun dijemput dengan perahu karet.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung mengatakan, Belitung memang punya potensi menjadi tempat persinggahan karena menjadi perlintasan kapal pesiar.
“Semoga kami semakin dipercaya menampilkan kesenian dan paket-paket wisata agar bisa diminati ke depannya,” ujarnya. Ia berharap, ke depan Desa Wisata Keciput dapat terus mendongkrak pariwisata Belitung. Apalagi pariwisata menjadi leading sector desa yang memiliki pantai-pantai indah di utara Pulau Belitung.