Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan penipuan dengan modus baru yakni melalui kiriman undangan di aplikasi pesan Whatsapp. Para penipu itu memberikan file undangan digital pernikahan yang harus diunduh namun ternyata file tersebut merupakan file (.apk).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) angkat suara perihal maraknya penipuan ini. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan para penipu itu akan membuat akun rekening, yang menurut hasil investigasi rekening tersebut dibuat oleh orang lain.
Semuel menjelaskan setelah rekening tersebut jadi, orang tersebut akan diberi uang dan rekening akan ada di tangan penipu.
“Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar (rekening) habis itu kasih upah, habis itu akun bank mereka ambil,” jelas Semuel, dikutip Minggu (20/8/2023).
Berikut beberapa modus penipuan yang bisa menguras rekening korbannya:
1. Tawaran Menggiurkan
Semuel juga menjelaskan salah satu ciri penipuan adalah adanya tawaran yang tidak masuk akal atau bombastis. Misalnya menawarkan harga ponsel yang jauh lebih murah dari harga pasar.
“Jangan terkecoh tawaran-tawaran tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp 10 juta bisa dengan saya Rp 2 juta. Sudah pasti scam,” kata Semuel dalam acara Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian, beberapa waktu lalu.
2. Telepon, Chat, atau SMS Tidak Jelas
Ciri kedua yang dijelaskan Semuel adalah adanya pesan tidak jelas dari orang yang tidak dikenal. Ini bisa berupa telepon, WhatsApp maupun SMS.
“Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Kekepoan masyarakat main klik aja,” jelasnya.
3. Penipuan Social Engineering
Cara terakhir adalah dengan social engineering. Para penipu akan menggunakan kelemahan korbannya untuk bisa melakukan kejahatannya.
“Menggunakan social engineering, kelemahan-kelemahan kita,” kata Semuel.