Lintasbabel, Tanjungpandan – Sepanjang 2023 hingga November ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung mencatat terdapat 8 kasus meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Lima di antara kasus tersebut terjadi pada bayi dan anak-anak.
Berdasarkan data tersebut, di antara pasien meninggal dunia akibat DBD juga disebabkan karena terjadinya dengue shock syndrome (DSS). Demam pada DBD umumnya terjadi selama 2-7 hari dan menurun setelahnya.
Namun kita harus berhati-hati, justru komplikasi biasanya terjadi pada fase ini. Komplikasi paling banyak terjadi pada hari ke 3 dan 4 sejak hari pertama sakit.
Jika tidak segera ditangani, maka komplikasi ini akan mengakibatkan syok yang berisiko kematian.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Sri Agustini mengatakan, peningkatan kasus DBD mulai terjadi pada Agustus 2023 lalu.
“Peningkatan kasus terjadi pada Agustus dengan jumlah 69 kasus. Sedangkan Juli jumlah kasus DBD yang terjadi ada 30 kasus,” kata Sri Agustini, Senin (27/11/2023).
Tercatat, hingga November ini terdapat 390 kasus DBD. Kasus terbanyak terjadi pada Agustus dan September dengan masing-masing 69 dan 60 kasus.
Jumlah ini pun mencapai dua kali lipat dibanding keseluruhan kasus pada 2022 lalu yang berjumlah 194 kasus. Kebanyakan kasus DBD pun terjadi pada anak usia 5-14 tahun dengan jumlah 183 penderita.
Dia mengatakan, pada kasus DBD yang terpenting dilakukan yakni pencegahan dengan melakukan PSN atau pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Saat musim penghujan, masyarakat juga harus waspada DBD.
Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan tidak membiarkan ada botol atau kaleng bekas yang dapat menjadi tempat tergenang air. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.