LintasBabel – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, Bulog mendapat tugas menjaga stabilitas dari dua sisi sekaligus, yaitu produsen supaya harga petani terjaga dengan baik dan konsumen karena terkait inflasi.
“Kita tahu 2023 peran beras dalam inflasi pangan mencapai 53%, tinggi sekali. Kalau beras stabil Insya Allah volatile food stabil karena berimplikasi ke inflasi nasional,” kata Bayu.
“Dalam 2-3 tahun terakhir, harga beras di tingkat petani aman terjaga dan cukup tinggi, bahkan awal tahun ini harga gabahnya sangat-sangat menarik Rp 7-8 ribu per kg. Di sisi lain ini membawa tantangan di konsumen.”
Adapun stabilitas harga konsumen ada dua mekanisme, pertama intervensi pemerintah langsung dan yang jarang dibahas stabilitas lewat langkah komersial atau bisnis.
“Contoh, ‘Kok bisa pasta gigi harganya stabil dalam jangka panjang dan berlaku di seluruh Indonesia?’. Di semua kota harga pasta gigi sama, atau banyak produk yang kalau masuk ke ritel modern relatif stabil dimanapun, ini yang jadi cita-cita pemerintah. Dari sisi komersial harus bisa menjaga stabilitas,” kata Bayu.
Intervensi sudah ada melalui bantuan pangan atau Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yakni semacam operasi pasar sudah dilakukan dan perlu terus dilakukan. Yang perlu dikembangkan stabilitas melalui mekanisme komersial itu, hal itu yang menjadi dasar Bulog masuk ritel.
“Stabilitas komersial belum maksimal tapi kita ingin berusaha lebih bermakna lagi dengan share lebih besar. Intervensi pemerintah ibarat pemadam kebakaran dengan memantau sisi komersialnya,” kata Bayu.