Pedagang kecil atau pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang hanya berdagang secara langsung dan trandisional semakin ketar-ketir digempur digitalisasi.
Pedagang barang jadi di berbagai pasar mengeluh dagangannya sepi, lantaran adanya platform-platform berjualan online, seperti TikTok Shop, Shopee, Lazada dan sebagainya. Mereka bahkan meminta pemerintah membantu menutup platform-platform tersebut. Namun, nyatanya pergeseran pasar ke arah digital tak bisa dihindari.
Pelaku UMKM mau tidak mau harus berupaya lebih untuk berdamai, belajar, dan mengikuti zaman agar tetap bisa menangkap pasar. CEO Female Daily Network sekaligus Head of Permanent Comittee for Micro Entrepreneurship Kadin Hanifa Ambadar mengatakan padahal platform-platform e-commerce dan social commerce seperti TikTok Shop ini tak “berdosa”.
“Tapi memang mungkin ada pengalaman baru yang dirasakan konsumen, dari sisi foto atau video yang menarik ketika belanja online, jadi ini tahap yang perlu digali dari UMKM,” katanya dalam UMKM Digital Summit 2023, Jumat (22/9/2023).
Salah satu yang menjadi permasalahan UMKM untuk beralih ke digital adalah branding. Mereka terbiasa ketika berjualan langsung, kustomer bisa langsung melihat produknya.
Sementara ketika jualan online fotonya mereka harus menyediakan foto yang bagus, copywriting untuk iklan, hingga memanfaatkan review, dan google map. “Ini yang susah padahal sangat besar potensinya ketika dimanfaatkan.
Terkait TikTok shop dan Tanah Abang itu menurut saya tidak ada dosanya, cuma masalah unfair advantage aja. Jadi dari kita sendiri harus belajar untuk bisa paham algoritma itu dan bisa tahu bagaimana cara yang baik untuk jualan,” ujarnya.