LINTASBABEL ,TANJUNGPANDAN – Pelaku UMKM Kabupaten Belitung, Dedy Firmansyah mengadukan sulitnya produk-produk UMKM lokal masuk dan bisa memajang produk di waralaba ritel di wilayah itu.
Di tengah menjamurnya bisnis swalayan franchise besar itu, dia meminta agar disediakan etalase bagi produk-produk lokal.
Hal itu dikatakan Dedy Firmansyah dalam acara di DPRD Kabupaten Belitung yakni “Ngupi Kun Dewan,” Dialog DPRD Belitung kali ini menghadirkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengkah (KUMKM) Kabupaten Belitung, di halaman DPRD Belitung, Selasa (10/10).
Bupati Belitung H. Sahani Saleh turut hadir dalam acara tersebut didampingi Wakil Ketua DPRD Belitung Budi Prastiyo beserta anggota dan undangan lainnya.
Menurut Dedy Firmansyah, di tengah menjamurnya bisnis swalayan franchise besar itu, dia meminta agar disediakan etalase bagi produk-produk lokal.
Namun ia berharap agar mengajak pelaku UMKM lokal atau menyediakan display untuk mereka.
“Kebetulan aku kuliner basah, kalau kuliner kering mungkin lebih mudah untuk diajak dan disertakan di display mereka. Ketika mereka buka franchise boleh, tapi kalau bisa ada keharusan atau kewajiban mengikut sertakan,” kata Dedy Firmansyah dalam dialog itu.
Menurut Dedy, meskipun mereka harus membayar lapak atau display itu pun mereka siap, jika memang itu ketentuan ritel itu.
Etalase khusus bagi produk UMKM ini lanjut dia, bisa dibuka di beberapa cabang swalayan tersebut, cukup satu atau dua yang memiliki pojok khusus untuk UMKM.
Pelaku UMKM pun bersedia mengikuti syarat, ketentuan, maupun standarisasi dari retail tersebut.
“Kami tidak mencari gratis, biar sama-sama untung dan sama nyaman,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Belitung H. Sahani Saleh mengatakan, tidak setuju adanya waralaba ritel terkenal yang kini menjamur di Belitung.
Bahkan ia menyebut tak pernah memberikan rekomendasi terhadap satu pun retail yang berdiri.
Hal tersebut diucapkannya saat menanggapi keluhan pelaku UMKM Belitung yang tidak bisa memasukkan produk ke ritel besar serta tak disediakannya etalase atau lapak khusus.
“Aku tidak setuju, tapi aku tidak mau disebut mendukung ritel lokal, ini jadi masalah, aku dijelekkan. Makanya sampai sekarang aku tidak pernah memberikan rekomendasi,” kata Bupati Belitung H. Sahani Saleh dalam dialog itu.
Menurut bupati, meski tak ada satupun waralaba ritel yang mendapat rekomendasinya, tapi pihak ritel mengurus persyaratan secara online melalui sistem online single submission (OSS).
Sebelumnya, lanjut bupati, dia pernah menyaratkan jika mau membuka cabang ritel tersebut harus mendapatkan persetujuan dari warga minimal 100 meter kiri dan kanan.
“Tapi ternyata diundang entah siapa, setelahnya ada tanda tangan, aku cek ternyata entah siapa yang diundang bukan warga sekitar,” jelasnya.
Maka dari itu, Ia menyarankan agar ritel-ritel tersebut memuat pojok untuk menaruh produk-produk UMKM lokal.
“Itu penting untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk berusaha. Sebagaimana upaya yang pemerintah lakukan agar semakin banyak wirausaha,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Belitung sekaligus Owner Babel Mart, Vina Crystin Ferani dalam dialog itu juga menyampaikan, bahwa Babel Mart selaku brand lokal selalu komitmen membantu memajukan UMKM Lokal Belitung. Bahkan, dalam peserta dialog itu ada beberapa pelaku UMKM yang menjadi mitra Babel Mart.
“Kami selalu komitmen membantu dan menyediakan pojok atau etalase untuk UMKM lokal, kita tidak ada biaya listing,” kata Vina Crystin Ferani.
Vina pecaya, pelaku UMKM Kabupaten Belitung mampu menggerakan roda ekonomi, maka dari itu produk UMKM Belitung harus diberikan ruang.
“DPRD selalu siap mendukung UMKM, karena UMKM adalah salah satu penggerak ekonomi Belitung” tandas Vina.