Dalam profil Pelajar Pancasila, pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap siswa.
Caranya yakni melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Projek penguatan profil Pelajar Pancasila dikenal juga dengan singkatan P5. Apa itu P5 di Kurikulum Merdeka?
Pengertian P5 di Kurikulum Merdeka
P5 di Kurikulum Merdeka adalah projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan sekolah, seperti dikutip dari Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek.
Pada pendidikan kesetaraan, P5 berbentuk projek pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil Pelajar Pancasila).
Tujuan P5 Kurikulum Merdeka
Sebelum kehadiran P5, Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya siswa belajar di luar kelas. Kini, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk:
Mendorong siswa jadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila
Memberi kesempatan bagi siswa untuk mengalami pengetahuan sambil menguatkan karakter dan belajar dari lingkungan sekitar
Menginspirasi siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
Kegiatan P5 Seperti Apa?
Begini gambaran kegiatan P5 di Kurikulum Merdeka:
Kegiatan kokurikuler berbasis projek
Projek merupakan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menelaah sebuah tema menantang. Projek dirancang agar siswa bisa melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan, kemudian menghasilkan aksi/produk pada periode waktu yang dijadwalkan.
Kegiatan dirancang untuk menguatkan usaha pencapaian kompetensi dan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila
Kegiatan fleksibel dalam hal muatan, pelaksanaan kegiatan, serta waktu pelaksanaannya.
Tujuan, muatan, dan kegiatannya tidak harus berkaitan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Sekolah bisa melibatkan masyarakat dan atau dunia kerja untuk merancang atau menyelenggarakannya
Perbedaan P5 dan Pembelajaran Berbasis Projek
Berbeda dengan pembelajaran berbasis projek, P5 bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila. Sementara itu, pembelajaran berbasis projek bertujuan untuk meraih Capaian Pembelajaran (CP).
Contoh P5 Kurikulum Merdeka
1. Detektif Gurita
Siswa SMP di desa nelayan gurita diajak gurunya untuk menjajal Detektif Gurita. Siswa akan mengeksplorasi semua hal tentang gurita, mulai dari karakteristik, cara hidup, sampai caranya memengaruhi kesejahteraan warga setempat.
Siswa yang menjadi detektif lalu menemukan masalah bahwa gurita yang tidak laku dibuang begitu saja ke laut. Para siswa dengan bimbingan guru lalu coba mengembangkan alternatif solusi seperti membuat inovasi pangan olahan gurita. Dari projek ini, siswa mengasah dimensi kreatif dan gotong royong Pelajar Pancasila.
2. Anti-Bullying Lintas etnis
Kasus perundungan ada siswa etnis minoritas terjadi di suatu kota. Guru setempat berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Projek Profil SMA untuk merancang projek kebhinnekaan global Pelajar Pancasila.
Dalam proyek ini, siswa diajak dialog tentang keberagaman dan bhinneka tunggal ika. Siswa juga diajak berdiskusi dengan narasumber komunitas lintas etnis.
Siswa pun diajak merasakan tinggal bersama keluarga lintas etnis di kegiatan live-in. Rangkaian kegiatan P5 ini nantinya dapat menghilangkan ketegangan antaretnis, menumbuhkan empati, dan memupuk rasa persatuan siswa SMA.
3. Krisis Air
Krisis air bersih terjadi di suatu daerah karena mata air setempat mengering. Pengawas sekolah menyarankan tema konservasi air untuk kegiatan P5 di SMK.
Isi kegiatan P5 ini antara lain siswa mempelajari siklus air dan menyelidiki penyebab keringnya mata air. Rupanya, penyebab krisis air tersebut yakni kerusakan hutan di lereng gunung akibat erupsi tahun lalu.
Siswa lalu menanggapi masalah ini dengan alternatif solusi aksi penghijauan lereng gunung. Pengawas sekolah bantu mengontak dinas lingkungan hidup dan kebersihan setempat untuk dapat bibit pohon.
Siswa lalu menanam bibit dan secara berkala menjenguk serta merawat pohonnya. Kegiatan P5 ini dengan demikian menyentuh dimensi akhlak mulia, khususnya pada alam, dalam profil Pelajar Pancasila.